Selasa, 27 November 2012

Makalah Teori Humanistik


TEORI HUMANISTIK

Disusun Oleh,
                                                           Anggota Kelompok :
1.         Dedy Prasetiawan    (0905095025)
2.         Hurun Ainin             (1105095155)
3.         Husnul Khotimah     (1105095082)
4.         Kornelius Ding         (1105095150)
5.         Misnawati                (1105095125)
6.         Siti Jumiyanti           (1105095135)

Kelas : D (Non Regular)




PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2012


KATA PENGANTAR
Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Makalah Teori Humanistik” ini dengan tepat waktu.
Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Rahman S.Pd, M.Pd  selaku Dosen pengajar yang telah membimbing dalam proses pembelajaran. Makalah  ini disusun sebagai tugas dari Dosen pengajar sebagai salah satu bahan penilaian agar sekiranya dapat bermaanfaat bagi seluruh para pembaca.
Kami menyadari bahwa di dalam membuat Makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran kami harapkan sebagai bahan koreksi demi kesempurnaan pembuatan Makalah selanjutnya.
Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.
           Samarinda,    November 2012

Penyusun










DAFTAR ISI

            HALAMAN JUDUL………………………………………………………………….....i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………….iii
BAB I             PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang ………. ……………………………………………....1
B.     Rumusan Masalah……………………………………………………..3
C.     Tujuan………………………………………………………………....3
D.    Manfaat Penulisan....……………………………………………….….3
BAB II            DASAR TEORI
A.    Konsep Dasar Teori Humanistik……………………..……………….4
B.     Tokoh Humanistik Abraham Maslow…..…………………………….5
C.     Konsep Dasar Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow………………………...……………………………………...7
D.    Hakekat Pandangan Tentang Manusia……………………………….10
E.     Teknik yang Digunakan……………………………………………...10
F.      Tujuan Pendekatan Humanistik……………………………………...11
G.    Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik………………………..12
BAB III          PEMBAHASAN
A.    Identifikasi Masalah…………………………………………………13
B.     Analisis…………………….……………...…………………………14
C.     Sintesis……………………………………………………………….16
D.    Diagnosis……………………………………………….………...….16
E.     Prognosis………………………………………………………….....17
F.      Treatment/Konseli…………………………………………………...17
G.    Follow Up…………………………………………………………...20

            BAB IV          PENUTUP
A.    Kesimpulan…………………………………………………….……21
B.     Saran………………………………………………………….……..21
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………....……22

















PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Psikologi humanistik atau disebut juga dengan nama lain psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifase terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktualisasi diri manusia. Bagi sejumlah ahli psikologi humanistik adalah alternatif, sedangkan bagi sejumlah ahli psikologi yang lainnya merupakan pelengkap bagi penekanan tradisional behaviorisme dan psikoanalisis ( Misiak dan Sexton, 2005 ).
Psikologi humanistik dapat dimengerti dari tiga ciri utama, yaitu :
1.      Psikologi humanistik menawarkan satu nilai yang baru sebagai pendekatan untuk memahami sifat dan keadaan manusia.
2.      Psikologi humanistik menawarkan pengetahuan yang luas akan kaidah penyelidikan dalam bidang tingkah laku manusia.
3.      Psikologi humanistik menawarkan metode yang lebih luas akan kaidah-kaidah yang lebih efektif dalam dalam pelaksanaan psikoterapi.
Psikologi Humanistik merupakan salah satu aliran dalam psikologi yang muncul pada tahun 1950-an, dengan akar pemikiran dari kalangan eksistensialisme yang berkembang pada abad pertengahan.Kehadiran psikologi humanistik muncul sebagai reaksi atas aliran psikoanalisis dan behaviorisme serta dipandang sebagai “kekuatan ketiga” dalam aliran psikologi.
Berikut studi kasus yang akan di bahas yang menyangkut tentang psikologi humanistik:
Kejadian ini bermula pada saat salah satu anak SMK Negeri 15 mengajukan permohonan untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan untuk Praktek Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.
Pada hari pertama praktek semua berjalan sebagaimana mestinya dan tidak ada kejadian apa pun. Anak PKL itu (sebut saja namanya Jhon, nama samaran) di jelaskan mengenai kegiatan operasional didalam perusahaan tersebut, seperti membuat surat-menyurat, menyiapkan bahan persentasi dan bentuk gambar desain coreldraw (di sekolahnya Jhon mengambil jurusan desain) yang sudah dia pelajari di sekolah.
Ketika suatu hari, pada minggu pertama PKL, Jhon diminta oleh pembimbingnya untuk mengambil stempel di meja admin (admin tidak ada) untuk menstempel seluruh berkas yang akan di tanda tangani oleh direktur, Jhon pun mencari stempel di meja dan di laci admin kebetulan di atas meja admin itu terdapat sebuah kamera. Pada hari berikutnya ketika kamera akan digunakan, kamera tidak ada di tempat (meja admin) dan semua karyawan ditanya tetapi tidak ada yang tau.
Singkat cerita salah satu karyawan yang terakhir memegang kamera merasa bingung karena dia dianggap menghilangkan kamera, akhirnya pembimbingnya memutuskan untuk langsung membuka CCTV yang ada di kantor. Pada saat tersebutlah baru diketahui kejadiannya.Terlihat jelas di layar pada saat si Jhon mengambil kamera dan memasukkan ke dalam saku celana pada saat dia disuruh oleh pembimbingnya mengambil stempel di meja admin.
Ketika ditanya, Jhon sempat membela diri dan tidak mengakui bahwa dia yang telah mengambil kamera tersebut dan menyangkal apa yang ada di layar itu, dia mengatakan bahwa dia sedang tidak memasukkan kamera ke dalam sakunya akan tetapi memasukkan barang lain yaitu yang pertama diakuinya adalah HP, yang kedua pulpen dan ketiga dompet. Suasana sempat memanas, dengan berbagai ancaman di lontarkan agar si Jhon mengakui tindakannya akan tetapi si Jhon tetap tidak mau mengakui. Salah satu pemegang top managemen di perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang pada jam 17.00 dan mengatakan kasus tersebut akandibawa ke kantor polisi/pihak yang berwajib.

Pada jam 18.00 berikutnya, pembimbing Jhon mendapat sms dari Jhon yang isinya memberitahukan bahwa sebenarnya Jhon yang telah mengambil kamera tersebut dania juga meminta maaf karena ia hanya berani mengaku lewat pesan singkat (SMS), dia takut untuk langsung mengaku di tempat kejadian.
Dan masalah inipun sudah di laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah beserta bukti-buktinya seperti video CCTV, sehingga masalah itupun di tindaklanjuti oleh pihak sekolah terutama konselor sekolah.
B.     Rumusan Masalah
Bagaimana cara konselor dalam menyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan humanistik?
C.    Tujuan
Agar konselor mengetahui caramenyelesaikan masalah pencurian dengan pendekatan humanistik.
D.    Manfaat Penulisan
1.      Bagi siswa/ konseli, agar dapat lebih memahami dirinya sendiri.
2.      Bagi orang tua, agar lebih memperhatikan kondisi serta kehidupan anak.
3.      Bagi konselor, agar dapat mengarahkan konseli kearah yang lebih baik untuk dapat menyelesaikan masalahnya.
4.      Bagi guru wali kelas atau bidang studi, agar dapat membantu dan lebih memperhatikan murid-murid bimbingannyalebih dalam lagi.






BAB II
DASAR TEORI
A.    Konsep Dasar Teori Humanistik
Pengertian humanistik yang beragam membuat batasan-batasan aplikasinya dalam dunia pendidikan mengundang berbagai macam arti pula. Sehingga perlu adanya satu pengertian yang disepakati mengenai kata humanistik dalam artikel pendidikan.
Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikukum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Beberapa psikolog humanistik melihat bahwa manusia mempunyai keinginan alami untuk berkembanglebih baik dan juga belajar. Jadi sekoah harus berhati-hati supaya tidak membunuh insting ini dengan memaksakan anak belajar sesuatu sebelum mereka siap. Jadi bukan hal yang benar apabila anak dipaksa untuk belajar sesuatu sebelum mereka siap secara fisiologis dan juga punya keinginan. Dalam hal ini peran guru adalah sebagai fasilitator yang membantu siswa untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, bukan sebagai konselor seperti dalam Freudian ataupun pengelola perilaku seperti pada behaviorisme.
Secara singkatnya, pendekatan humanistik dalam pendidikan menekankan pada perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal sosial dan metode untuk pengembangan diri yang ditujukan untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat. Ketrampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Dalam teori belajar humanistik, belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini berusaha memahami perilaku belajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang pengamatnya.

B.     TokohHumanistikAbraham Maslow
Abraham Maslow dilahirkan dan dibesarkan di Brooklyn, New York, 1 April 1908.Anak sulung dari tujuh bersaudara.Orang tuanya imigran Yahudi dari Rusia yang tidak berpendidikan tinggi.Latar belakang ini yang membuat orang tua Maslow memaksa anak-anaknya untuk mencapai jenjang pendidikan yang tinggi.Maslow merasa bahwa masa kanak-kanknya kurang bahgia dan kesepian, memiliki hubungan yang buruk degan orangtuanya dan merasa menderita dengan perlakuan orang tuanya.Ayahnya sering kali bersikap dingin, tidak akrab, dan sering tidak ada dirumah dalam waktu yang lama. Ibunya dalah orang yag sangat mempercayai tahayul, sering menghukum Maslow hanya karena kesalahan kecil. Pernah ada suatu hari, Maslow membawa dua ekor anak kecil yang tersesat, ibuya kemudian membunuh dua kucing tersebut dan menampar Maslow kecil, serta membenturkan keplanya ketembok.Perlakuan yang buruk dari ibunya ini memberikan dampak yang serius bagi dirinya, tidak hanya terhadap kehidupan emosionalnya, tetapi juga terhadap pekerjaannya dalam bidang psikologi.
Dalam sebuah tulisannya, Maslow mengemukakan keyakinan yang penuh terhadap filosofi hidupnya bahwa semua penelitian dan teori yang dirumuskannya berakar pada kebencian untuk melawan segala sesuatu yang dilakukan ibunya. Sejak kecil, Maslow merasa berbeda dengan orang lain, ia merasa malu dengan kondisi fisiknya, karena memiliki badan yang kurus dan hidung yang besar. Pada usia remaja, ia memiliki perasaan rendah diri yang mendalam. Karenanya, ia mengompensasinya dengan berusaha keras mendapatkan pengakuan dalam bidang atletik, namun tidak berhasil dan dia pun mengalihkannya kebidang akademik.
Disekolah, Maslow diperlakukan seperti orang negro, Maslow pernah berkata, “Aku adalah anak laki-laki Yahudi kecil di lingkungan non-Yahudi dan sedikit mirip negro yang medaftarkan diri di sekolah orang kulit putih”. Dia merasa terisolasi dan tidak bahagia, dibesarkan di perpustakaan dan diantara buku-buku, dan tanpa teman.Pendidikan formalnya dimulai di City College of New York (CCNY) dalam bidang hukum.Pilihan ini sebenarnya dilakukan hanya untuk menyenangkan ayahnya. Baru kuliah selama semester tiga ia pindah ke Cornell, tapi kemudian kembali ke CCNY. Dalam perkembangannya, Maslow lebih tertarik untuk belajar psikologi dan belajar di University of Wisconsin. Di sini, ia meraih gelar sarjana pada tahun 1930 dan meraih gelar doktor pada tahun 1934 dalam bidang psikologi. Maslow menikah dengan Bertha Goodman pada usia 20 tahunan. Bertha adalah pacarnya sejak masih sekolah menengah dan masih merupakan saudara sepupu. Dari perkawinanya,mereka dikaruniaidua nak perempuan.
Di Universitas Wisconcin, dia sangat terkesan dengan psikologi behavioristik john B. Watson. Maslow sedemikian tertarik dengan behaviorisme dan menyakini bahwa behaviorisme dapat menyelesaikan barbagai masalah.Dia menerima pelatihan psikologi eksperimen dan bekerjasama dengan Harry Harlow untuk melakukan penelitian mengenai perilaku primata dan seksualitas.Dia melakukan penelitian lanjutan di Universitas Columbia. Di sana, ia bekerja sebagi asisten Edward L. Thorndike, salah seorang tokoh behaviorisme yang terkenal. Setelah itu, menjadi ascociate professor di Brooklyn College of New York sampai tahun 1951. Ketika mengajar disana, ia bertemu dengan Erich Fromm, Alfred Ader, Karen Horney, antropolog Ruth Benedict, dan tokoh psikologi GestaltnMax Wartheimer. Kedua orang terakhir adalah tokoh yang dikagumi Maslow, baik secara professional maupun pribadi.Keduanya dianggap sangat berhasil dalam bidangnya masing-masing.Maslow mulai membuat catatan tentang kehidupan dan perilaku mereka.Catatan ini yang kemudian menjadi dasar dari penelitian seumur hidup dan pemikiran tentang kesehatan mental dan potensi manusia.Maslow menulis secara ekstensif tentang masalah konsep hierarki kebutuhan, metaneeds, aktualisasi diri, dan pengalaman puncak, yang sebenarnya bersumber dari ide psikologi lain, tetapi dengan penambahan yang signifikan. Maslow menjadi pemimpin aliran psikologi humanistic yang muncul pada 1950-an dan 1960-an yang ia sebut sebagai “kekuatan ketiga”-di luar teori psikoanalisis dan behaviorisme.
Maslow menjadi professor di Universitas Brandeis tahun 1951-1969, kemudian menjadi anggota Laughlin Institute di California.Dia meninggal karena serangan jantung pada 8 Juni 1970.Pada tahun 1967, Asosiasi Humanis Amerika memberinya gelar Humanist of the Year.

C.    Konsep Dasar Teori Humanistik Menurut Abraham Maslow
Pada awal karirnya, Maslow melakukan observasi terhadap monyet.Ia melakukan pengamatan intensif terhadap perilaku monyet. Berdasarkan pengamatannya didapatkan kesimpulan bahwa beberapa kebutuhan lebih diutamakan dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Contohnya, jika Anda lapar dan haus, maka Anda akan cenderung untuk mencoba memuaskan dahaga. Anda dapat hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu, tetapi tanpa air Anda hanya dapat hidup selama beberapa hari saja, karena kebutuhan akan air lebih kuat daripada kebutuhan akan makan. Tetapi, jika Anda sangat haus, tapi kemudian tersedak dan Anda tidak dapat bernapas, maka kebutuhan untuk bernapas lebih penting dibandingkan dengan kebutuhan akan air untuk minum.
Berdasarkan pengalaman tersebut Maslow membuat ide mengenai hierarki kebutuhan yang sangat terkenal. Menurutnya, terdapat lima lapisan kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan, kebutuhan cinta dan memiliki, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri.
a.      Kebutuhan Fisiologis
Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar manusia. Kebutuhan ini menyangkut kebutuhan akan oksigen, air, protein, garam, gula, kalsium, mineral, dan vitamin, termasuk juga kebutuhan untuk menjaga keseimbangan pH ( menjadi terlalu asam atau basa akan dapat membunuh ) dan temperature ( 98,6 atau dekat dengan itu ) selain itu, terdapat juga kebutuhan untuk aktif, istirahat, tidur, untuk mengeluarkan limbah ( CO2, keringat, urin, dan kotoran ), kebutuhan untuk menghindari rasa sakit dan kebutuhan untuk berhubungan seks. Maslow percaya dengan penelitian yang menyatakan bahwa kebutuhan ini sebenrnya bersifat individual. Misalnya, kekurangan vitamin C akan menyebabkan kelaparan yang sangat sfesifik terhadap vitamin C, seperti jus jeruk.
b.      Keselamatan dan Kebutuhan Keamanan
Ketika sebagian besar kebutuhan  fiiologis sudah dipenuhi, maka lapisan kedua akan datang. Anda akan menjadi makin tertarik untuk menjadi keadaan aman, stabil, serta terlindungi. Anda mungkin perlu untuk mengembangkan struktur, ketertiban, dan keteraturan.Kebutuhan sekarang bukan lagi lapar dan haus tetapi kebutuhan untuk mendapatkan perlindungan dari ketakutan dan kecemasan.Dalam kehidupan sehari-hari, kebutuhan tersebut di manifestasikan dalam bentuk keinginan untuk memiliki sebuah rumah di lingkungan aman, keamanan di lingkungan kerja, rencana pensiun, asuransi, dan sebaginya.
c.       Kebutuhan Memiliki Cinta
Ketika kebutuhan fisiologis dan kebutuhan keamanan sebagian besar sudah terpenuhi, maka lapisan ketiga kebutuhan mulaai muncul.Anda mulai merasa perlu memiliki teman, kekasih, anak-anak, hubungan kasih sayang secara mendalam dan ikatan social.Anda mulai merasa rentan terhadap kesepian dan kegelisahan social. Dalam kehiduan sehari-hari, kita menunjukan kebutuhan ini dalam bentuk keinginan untuk menikah, memiliki keluarga, menjadi bagian dari sebuah komunitas, bagian dari keluarga besar, daan anggota suatu klub, termasuk juga bagian dari apa yang kita cari dalam sebuah karir.
d.      Kebutuhan Penghargaan
Pada tahap selanjutnya, kita mulai mencari sedikit harga diri.Maslow mencatat dua versi mengenai kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan yang lebih rendah dan yang lebih tinggi. Kebutuhan yang rendah adalah kebutuhan untuk menghormati orang lain, kebutuhan akan status, ketenaran, kemuliaan, pengakuaan, perhatian, reputasi, apresiasi, martabat, bahkan dominasi. Kebutuhan yang “ tinggi” adalah kebutuhan akan harga diri, termasuk perasaan, seperti keyakinan, kompetensi, prestasi, penguasaan, kemandirian, dan kebebasan. Kebutuhan penghargaan diri dikategorikan tinggi karena bentuknya tidak seperti rasa hormat dari orang lain. Misalnya, apabila menyangkut harga diri, maka akan sulit untuk merasa kalah ( perasaan lebih rendah ). Versi negatif kebutuhan ini adalah rendah diri dan kompleks inferioritas ( inferiority complexs ). Dalam hal ini, Maslow mengakui konsep adler mengenai kompleks inferioritas yang merupakan akar dari sebagian besar masalah-masalah psikologis kita.
Di Negara modern, sebagian besar dari kita memiliki apa yang kita butuhkan untuk memenuhi kebutuan fisiologis dan kebutuhan keselamaatan, tetapi lebih sering tidak memiliki cukup cinta dan perasaan memiliki. Demikian juga dengan rasa hormat, yang sering tampak begitu sulit untuk di dapati. Barangkali, kondisi ini terbalik dengan negara yang belum maju, seperti Indonesia, bisa saja kita tidak dapat memenuhi kebutuhan fisiologis dan keamanan, banyaknya orang miskin dan bencana alam yang tidak tertangani dengan baik, tetapi kita masih memiliki persaudaraan yang erat dan rasa hormat yang tinggi dan generasi yang lebih muda dan kelompok sosial yang lain.
Keempat tigkatan yang awal hierarki di atas disebut deficit kebutuhan, atau D-need.Jika anda tidak memenuhi satu kebutuhan, berarti anda memiliki satu defisit, anda merasa perlu untuk memenuhiya. Namun, jika anda memenuhi semua yang anda butuhkan, anda tidak merasa defisit sama sekali. Dengan kata lain, kebuuhan tersebut berhenti memotivasi diri.
Maslow juga membahas tingkatan tersebut dalam prinsip homeostatis. Homeostatis adalah prinsip yang di gunakan untuk tungku thermostat anda ketika beroperasi : apabila terlalu dingin, akan berganti menjadi panas, tetapi ketika hari terlalu panas, paanas switch off ( mati ) kemudian kembali kepada suhu yang sesuai. Dengan cara yang sama, tubuh anda saat ini berkerja seperti ini, pada suatu saat anda lapar, maka anda akan berusaha memenuhi kebutuhan ini dengan makan, maka kebutuhan pun hilang an rasa lapar berhenti. Maslow kemudian memperluas prisip homeostatis untuk berbagi kebutuhan, seperti keselamatan, perasaan mmiliki, dan penghargaan.
Maslow melihat semua kebutuhan ini sebagai kebutuhan dasar hidup.Demikia juga dengan cinta dan harga diri yang diperlukan untuk pemeliharaan kesehatan.Menurutnya, kita semua memiliki kebutuhan ini dan semuanya berasal dari genetic, seperti halnya naluri.Bahkan, dia menyebut naluriah sebagai kehidupan.
e.       Aktualisasi Diri
Tingkatan terakhir dari kebutuhan dan agak sedikit berbeda adalah aktualisasi diri.Maslow menggunakan berbagai istilah untuk menyebutkan tingkatan ini.Maslow menyebutnya pertumbuhan motivasi (berbeda dengan definisi motivasi), karena kebutuhan aktualisasi diri adalah B-needs (B-being), berbeda dengan D-needs.Kebutuhan aktualisasi adalah kebutuhan yang tidak melibatkan keseimbangan atau homeostatis, tetapi melibatkan keinginan yang terus-menerus untuk memenuhi potensi, untuk menjadi semua yang kita bisa.
Dalam penelitiannya mengenai orang yang mencapai aktualisasi diri, Maslow menggunakan metode kualitatif yang disebut analisis biografi untuk mengetahui aktualisasi diri seseorang. Orang-orang yang mencapai aktualisasi diri juga memiliki cara yang berbeda berhubungan dengan orang lain. Mereka menikmati kesendirian, dan merasa nyaman dengan kesendiriannya, mereka juga menikmati hubungan pribadi dengan beberapa teman dekat dan anggota keluarga secara mendalam.

D.    Hakekat Pandangan Tentang Manusia
Maslow memandang manusia dengan optimis, memiliki kecenderungan alamiah untuk bergerak menuju aktualisasi diri.Manusia memiliki kebebasan untuk berkehendak, memiliki kesadaran untuk memilih serta memiliki harapan.Meskipun memiliki kemampuan jahat dan merusak, tetapi bukan merupakan esensi dasar dari manusia.Sifat-sifat jahat muncul dari rasa frustasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar. Misalnya, ketika kebutuhan akan makanan tidak terpenuhi, maka ia akan mencuri supaya dapat makan.
Maslow percaya bahwa kesempurnaan manusia tidak akan tercapai, tetapi ia menyakini bahwa manusia mampu untuk terus tumbuh dan berkembang luar biasa. Manusia mempunyai potensi untuk menjadi actual, karena kebanyakan manusia akan berjuang dalam hidupnya untuk memperoleh makanan, rasa aman, atau pun cinta.
Teori maslow didasarkan kepada pandangan mengenai sejarah manusia sebagai hewan evolusioner yang terus berproses untuk tumbuh menjadi manusia yang sesungguhnya. Selama proses tersebut, secara berangsur-angsur manusia lebih termotivasi oleh metamotivasi dan B-values. Pada umumnya, perilaku manusia termotivasi oleh kebutuhan fisiologis dan rasa aman yang ditentukan oleh kekuatan dari luar, yang memposisikan perilaku aktualisasi diri manusia memiliki porsi yang lebih kecil.Individu dibentuk secara biologis (genetis) dan dipengaruhi lingkungan sosial.Ketika manusia mencapai aktualisasi diri, mereka mengalami sinergi yang baik antara kebutuhan biologis, social, dan aspek spiritual dalam dirinya.

E.     Teknik yang Digunakan
Tehnik yang digunakan oleh Abraham Maslow yaitu terapi. Menurut Maslow, tujuan terapi adalah agar klien memeroleh B-values, atau nilai kebenaran, keadilan, kesederhanaan, dan sebagainya. Untuk mencapai tujuan tersebut, klien harus bebas dari kebergantungan pada orang lain, supaya dorongan alami menuju pertumbuhan dan aktualisasi diri menjadi aktif.Meskipun Maslow bukan psikoterapis, dia menganggap bahwa teori kepribadiannya dapat diterapkan dalam psikoterapi.
Dalam konsep hierarki kebutuhan dinyatakan bahwa jika seseorang masih dapat bergerak pada level kebutuhan dasar (fisiologis) dan rasa aman melebihi yang lainnya, biasanya merekaa tidak termotivasi untuk mencari psikoterapis. Sebaliknya, mereka akan berusaha keras untuk memenuhi kebutuhan akan perawatan dan kesamaan.
Kebanyakan manusia yang membutuhkan terapi adalah mereka yang memiliki kebutuhan tingkat ketiga.Tingkat kebutuhan ini biasanya dipenuhi dengan baik, tetapi masih kesulutan untuk mendapatkan kasih sayang. Karena itu, psikoterapi diarahkan kepada proses interpersonal yang hangat dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, klien memperoleh kepuasan dalam memenuhi kebutuhan akan rasa cinta, memperoleh rasa percaya diri, dan penghargaan diri sendiri. Hubungan yang baik antara klien dan terapis merupakan pengobatan psikologis terbaik. Hubungan yang saling menerima akan memberikan perasaan patut dicintai dan memvasilitasi kemampuan mereka untuk mengembangkan hubungan nasihat diluar terapi.

F.     Tujuan Pendekatan Humanistik
1.         Mengoptimalkan kesadaran individu akan keberadaannya dan menerima keadaannya menurut apa adanya. Saya adalah saya.
2.         Memperbaiki dan mengubah sikap, persepsi cara berfikir, keyakinan serta pandangan-pandangan individu, yang unik, yang tidak atau kurang sesuai dengan dirinya agar individu dapat mengembangkan diri dan meningkatkan self actualization seoptimal mungkin.
3.         Menghilangkan hambatan-hambatan yang dirasakan dan dihayati oleh individu dalam proses aktualisasi dirinya.
4.         Membantu individu dalam menemukan pilihan-pilihan bebas yang mungkin dapat dijangkau menurut kondisi dirinya.


G.    Kelebihan dan Kelemahan Teori Humanistik
1.      Kelebihan Teori Humanistik
a.       Selalu mengedepankan akan hal-hal yang bernuansa demokratis, partisipatif-dialogis dan humanis.
b.      Suasana pembelajaran yang saling menghargai, adanya kebebasan berpendapat, kebebasan mengungkapkan gagasan.
c.       Keterlibatan peserta didik dalam berbagai aktivitas di sekolah, dan lebih-lebih adalah kemampuan hidup bersama (komunal-bermasyarakat) diantara peserta didik yang tentunya mempunyai pandangan yang berbeda-beda.
2.      Kelemahan Teori Humanistik
a.       Teori humanistik tidak bisa diuji dengan mudah.
b.      Banyak konsep dalam psikologi humanistik, seperti misalnya orang yang telah berhasil mengaktualisasikan dirinya, ini masih buram dan subjektif.
c.       Psikologi humanistik mengalami pembiasan terhadap nilai individualistis











BAB III
PEMBAHASAN
A.    Identifikasi Masalah
Jhon siswa yang bersekolah di SMK Negeri 15 Samarinda, ia mengajukan permohonan untuk diterima di salah satu perusahaan berlevel menengah sebagai karyawan untuk Praktek Kerja Industri ( Prakerin) atau yang lebih di kenal dengan PKL.
Jhon mengalami masalah di tempat PKLnya karena ia telah mengambil kamera yang ada dimeja admin. Awal mulanyaia tidak mengaku bahwa ia yang mengambil kamera tersebut, akan tetapi walaupun ia tidak mengaku tetap saja ada bukti dari kamera CCTV menunjukkan bahwa dialah pelaku sebenarnya. Setelah dipaksa untuk mengaku, ia tetap bersikeras mengatakan bahwa bukan ia pelakunya. Akhirnya salah satu pemegang top managemen di perusahaan tersebut meminta semuanya untuk pulang. Beberapa jam kemudian Jhon memberitahu pembimbingnya melalui pesan singkat (SMS) yang isinya ia mengakui bahwa  dialah sebenarnya yang mengambil kamera tersebut. Dan masalah ini pun sudah di laporkan oleh pihak perusahaan kepada pihak sekolah beserta bukti-buktinya seperti rekaman yang ada di CCTV, sehingga masalah itupun di tindaklanjuti kembali oleh pihak sekolah terutama konselor sekolah.











B.     Analisis
Pada tahap pengumpulan data, berikut adalah data diri siswa dan orangtua :
                  Data Siswa :
Nama                                            : Jhon (nama samaran)
Tempat / Tanggal lahir               : Samarinda, 13 Mei 1995
Alamat                                          :Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
Umur                                            : 17 Tahun
Tinggi                                           : 170 cm
Berat Badan                                : 65 Kg
Anak Ke                                       : 1
Status                                            : Anak Kandung
Sekolah                                         : SMK Negeri 15 Samarinda (samaran)
Jurusan                                        : Desain
Kelas                                             : XI Desain I (samaran)
Hobi                                              : Racing (balap motor)

Data Orangtua :
Nama ayah                                   : Bagus Kusuma (nama samaran)
Pekerjaan                                     : Karyawan Swasta
Alamat                                          : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)
Nama Ibu                                     : Emelia (nama samaran)
Pekerjaan                                     :Karyawan Swasta
Alamat                                          : Jalan Cendana No.07 Samarinda (samaran)



1.                  Konseli di lihat dari keadaan fisik
Berdasarkan hasil pengamatan dan asesmen angket kami dan data pendukung lainnya, diketahui John adalah anak pertama dari empat bersaudara yang berjenis kelamin laki-laki.Dia bersekolah di SMK Negeri 15 Samarinda, jurusan desain, kelas XI desain I, dia bertempat tinggal di jalan cendana nomor 07 Samarinda. John memiliki ciri-ciri fisik berwajah lumayan tampan, bermuka lonjong, berkulit sawo matang, hidung mancung, postur tubuh sedang dengan tinggi badan 170cm dan berat badan 65kg, ia anak yang sehat jasmani dan rohaninya, ia juga memiliki hobi racing (balap motor).           
2.                  Konseli di lihat dari keadaan keluarga
Berdasarkan hasil penelusuran kami mengenai keadaan keluarga, diketahui Johnmerupakan anak pertama dari empatbersaudara. Kebutuhan John tidak terpenuhi oleh orangtuanya karena kedua orangtuanya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga kurang memberi perhatian dan kasih sayang kepada John padahal John termasuk dalam golongan keluarga yang berkecukupan.Kedua orangtuanya bekerja sebagai karyawan swasta.Keluarga John tergolong keluarga yang “cuek” tidak tahu menahu dalam lingkungan tempat tinggalnyasehingga hal ini terbawa ke dalam kehidupan keluarganya.
3.                  Konseli di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
John adalah anak yang mudah beradaptasi dengan lingkungan danmudah bergaul di lingkungan sekitarnya, ia juga suka sekali bercanda tawa dengan teman-temannya sehingga teman John senang ketika berkumpul dengan John. Johnjuga terkenal ramah di lingkungan sekitar tempat tinggalnyawalaupun orangtuanya sendiri “cuek” di lingkungan tempat tinggalnya.Namun belakangan ini John terlihat murung di karenakan dia sedang mengalami masalah di tempat PKL karena dia terbukti sebagai pelaku pencurian kamera di tempat ia PKL.





C.    Sintesis
Kesimpulan sementara berdasarkan hasil analisis adalah sebagai berikut :
1.      Di lihat dari keadaan fisik
John adalah anak yang berwajah lumayan tampan dan termasuk anak yang sehat jasmani dan rohani.
2.      Di lihat dari keadaan keluarga
John adalah anak yang kurang diperhatikan dan diberi kasih sayang oleh orang tuanya karena orang tua John terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing.Keluarga John tergolong keluarga yang “cuek” tidak tahu menahu dalam lingkungan tempat tinggalnya sehingga hal ini terbawa ke dalam kehidupan keluarganya.
3.      Di lihat dari keadaan tingkah laku sosial
Johnadalah anak yang mudah beradaptasi dan bergaul dengan lingkungan sekitarnya.. Namun belakangan ini John terlihat murung di karenakan dia sedang mengalami masalah di tempat PKL karena dia terbukti sebagai pelaku pencurian kamera walaupun pada awalnya ia tidak mengakui akan tetapi pada akhirnya ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat (SMS).

D.    Diagnosis
Berdasarkan dari hasil sintesis diatas, yang menjadi masalah adalah ia mencuri kamera di tempat PKLnya, yang pada awalnya ia tidak mengakui perbuatannya akan tetapi pada akhirnya ia mengakui perbuatannya tersebut melalui pesan singkat (SMS). Adapun beberapa kemungkinan penyebab ia mencuri kamera tersebut ialah :
1.      Kebutuhannya yang tidak terpenuhi
2.      Kurangnya perhatian dan kasih sayang dari kedua orangtuanya




E.     Prognosis
Berdasarkan hasil diagnosis diatas, maka langkah awal yang harus dilakukan oleh konselor adalah :
1.      Mengadakan konseling kepada siswa yang bersangkutan.
2.      Menjelaskan kepada siswa bahwa hal yang dilakukannya bukan saja merusak nama baik sekolah dan orangtua akan tetapi jug merusak nama baik dirinya sendiri.
3.      Memberikan masukan kepada siswa agar sekiranya ia memberitahukan kepada orangtuanya bahwa selama ini kebutuhannya tidak terpenuhi serta meminta kepada orangtuanya agar tidak terlalu sibuk dengan urusannya sendiri.

F.     Treatment/Konseli
Berikut hasil pembicaraan (verbatim) :
Konseli       : “Assalamulaikum”( sambil mengetuk pintu )
Konselor     : “Wa’alaikumsalam, oh Jhon silahkan masuk”
Konseli       : “Terimakasih bu”
Konselor     : “Bagaimana kabarnya hari ini ?”
Konseli       : “Baik bu”( terlihat dari raut mukanya kurang semangat )
Konselor     : “Tapi ibu melihat sepertinya Jhon kurang semangat hari ini, kenapa ?”
Konseli       : “Eeemmm”( menundukkan kepala sebentar )
Kenselor     : ( Menunggu konseli untuk berbicara )
Konseli       : “Dari mana saya harus memulai yaa bu ?Saya bingung bu, saya takut, ibu memanggil saya karena masalah saya yang di tempat PKL kan bu?”
( Tertunduk )
Koselor       : “Tidak usah takut, ibu disini ingin memastikan apa benar kamu yang melakukan tindakan kemarin ?”
Konseli       : “Tidak bu, saya tidak berniat untuk mengambil kamera tersebut, saya hanya meminjamnya sebentar”( Memegang leher )
Konselor     : “Jadi, kamu hanya ingin meminjamnya saja ?”
Konseli       : “Iya bu”
Konselor     : “Terus bukti yang ada di CCTV itu apa jhon ?”
Konseli       : “Oh itu anu bu,eeeee itu pulpen saya yang mau saya simpan ke saku celana” ( memakai TIC )
Konselor     : “Tapi kelihatannya bendanya besar itu jhon yang kamu simpan di saku celana kamu ? Tidak seperti pulpen, disini terlihat jelas Jhon ?”
Konseli       : “Anu bu ( memakai TIC ) lupa saya bu, bukan pulpen tapi itu dompet saya, masa ibu tidak percaya sama saya, dompet saya besar itu bu”
( mencari-cari alasan )
Konselor     : “Ok, ibu terima alasan kamu ?”
Konseli       : “Iya bu, ibu harus percaya sama saya” ( menyakinkan konselor )
Konselor     : “Terus apakah kameranya sudah kamu kembalikan ke tempat PKL kamu ?”
Konseli       : “eeeemmmm ( diam sebentar ) belum bu”
Konselor     : “ Kenapa belum jhon ?”
Knseli         : ( merasa bersalah ) eeeemmm, sebenarnya bu saya memang mengambil kamera tersebut
Konselor     : “Terus kameranya sekarang dimana ?”
Konseli       : “Tidak ada sama saya bu”
Konselor     :“Tidak ada sama kamu ? Kok bisa padahal kamu yang mengambilnya ?
Konseli       : “Sebenarnya kamera tersebut sudah saya jual bu”
Konselor     : “Kamu jual sama siapa Jhon ?”
Konseli       : “Sama teman saya bu”
Konselor     : “Alasannya kamu menjual kamera tersebut kenapa ?”
Koseli         : “Saya tidak punya uang bu”
Konselor     : “Memangnya orangtuamu tidak memberikan uang jajan ?”
Konseli       : “Diberi sih bu, tapi uangnya habis saya belanjakan buat kebutuhan saya, itupun tidak cukup,kadang-kadang membuat saya berhutang sama teman saya dan akibatnya hutang saya menumpuk bu”
Konselor     : “Kenapa kamu tidak jujur saja dengan orangtuamu bahwa uang yang diberikan belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhanmu ?”
Konseli       : “Saya malas bu, orangtua saya terlalu sibuk dengan urusannya masing-masing, dan juga kurang memperhatikan dan memberikan kasih sayangkepada saya,kalaupun saya minta tidak pernah ada respon dari orang tua saya”
Konselor     : “Untuk masalah ini apakah kamu sudah memberitahu orangtuamu?”
Konseli       : “Belum bu, saya takut.”
Konselor     : “kenapa? Apa kamu ingin masalah ini dibawa sampai kekantor polisi.”
Konseli       : “Tidak bu, saya ingin semuanya selesai.”
Konselor     : “Jadi, apa keputusanmu saat ini?”
Konseli       : “Saya tidak tahu bu.” ( menundukkan kepalanya), “kalau menurut ibu bagaimana?”
Konselor     : “Kalau dari ibu sendiri, lebih baik kamu memberi tahu orangtuamu mengenai masalah ini agar tidak berlarut-larut. Bagaimana menurutmu?”
Konseli       : “Iya sih bu”( menundukkan kepalanya )
Konselor     : “Ibu juga sudah mendengar bahwa Direktur tempat kamu PKL ingin bertemu orangtuamu langsung dan menyelesaikan semuanya dengan cara kekeluargaan.”
Konseli       : “Baiklah bu kalau begitu, saya akan sampaikan kepada orangtua saya mengenai masalah ini dan memberitahukan bahwa Direktur ingin bertemu langsung.”
Konselor     : “Kalau begitu ibu akan siapkan surat panggilan orangtua dan tolong kamu sampaikan kepada orangtuamu bahwa besok harus datang  kesekolah untuk menyelesaikannya.”
Konseli       : “Baik bu, terimakasih”
Konselor     : “Iya sama-sama, lain kali tidak boleh diulangi ya Jhon. Karena mengambil hak milik orang lain adalah hal yang tidak baik dan dapat merugikan orang lain.”
Konseli       : “Baik bu.”
Konselor     : “Ya sudah, kalau begitu kamu boleh pergi sekarang.”
Konseli       : “Baik bu, sekali lagi terimakasih ya bu.” (Bersalaman)
Konselor     : (Membalas salam dan tersenyum)
Konseli       : “Assaalamualaikum bu”( menuju pintu keluar )
Konselor     : “Wa’alaikumsalam”
G.    Follow Up
Dari hasil proses konseling di atas yang melalui pendekatan humanistic,pada akhirnya Jhon mengakui kesalahannya dan berjanji untuk tidak mengulanginya kembali. Jhon mulai berfikir untuk terbuka kepada orangtuanya serta bersedia memberitahukan masalah ini dan juga bersedia memanggil orangtuanya untuk bertemu dengan Direktur tempat ia melaksanakan PKL. Dan masalah inipun dapat diselesaikan dengan cara kekeluargaan. Kemudian untuk mengantisipasi hal-hal serupa  agar tidak terulang kembali, selanjutnya konselor akan tetap menjalin komunikasi yang baik terhadap orang tua dan konseli.














BAB IV
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan proses konseling hasil yang di dapatkan, yaitu :
1.      Jhon mengakui perbuatannya yang telah mencuri kamera di tempat dia PKL.
2.      Jhon mengatakan bahwa kebutuhannya selama ini tidak terpenuhi terutama kebutuhan akan perhatian dan kasih sayang.
3.      Jhon berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi dan dia akan jujur mengatakan kepada orangtuanya mengenai masalah yang sedang dialaminya.
4.      Jhon akan mencoba  untukmenjalin komunikasi kepada orangtuanya dengan baik.
5.      Masalah yang dialami Jhon akan di selesaikan secara kekeluargaan atas permintaan Direktur tempat John PKL.

B.     Saran
1.      Konseli harus bisa memahami dirinya sendiri,konseli dapat memahami sifatnya, dapat memahami wataknya intinya iabisa mengenal siapa dirinya sendiri.
2.      Dalam hal ini orang tua harus lebih memperhatikan anak dengan cara membangun relasi anatara anak dan orang tua dengan baik agar anak tidak merasa kurang diperhatikan.
3.      Konselor harus lebih peka terhadap siswa yang mengalami kesulitanserta lebih aktif lagi dalam kegiatan kelas yaitu dengan cara terjun langsung melihat keadaan siswa di kelas, tidak hanya berdiam dan menunggu di dalam ruangan.
4.      Di samping mengajar, peran wali kelas juga sangat penting untuk membantu konselor mendapatkan informasi dengan cara memantau siswa di kelas agar siswa tidak melakukan hal-hal yang merugikan siswa itu sendiri ataupun orang lain,wali kelas juga harus bisa membimbing serta mengajarkan kepada siswa-siswanya bukan hanya sekedar dalam belajar tapi juga dalam segi etika dan sopan santun.


DAFTAR PUSTAKA

Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian. Malang: UMM Press

Hidayat, Dede Rahmat. 2011. Teori dan Aplikasi Psikologi Kepribadian Dalam Konseling. Bogor: Ghalia Indonesia

Suryabarata, Sumadi. 2007. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Raja Grafindo