Selasa, 30 Oktober 2012

Filsafat Pendidikan

A. Pengertian Filsafat dan Pendidikan 
Kata filsafat berasal dari bahasa yunani yaitu philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata “philos” yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata “Sophia” berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan (Ali, 1986: 7). Hasan Shadily (1984: 9) mengatakan bahwa filsafat menurut asal katanya adalah cinta akan kebenaran. Dengan demikian, dapat ditarik pengertian bahwa filsafat adalah cinta pada ilmu pengetahuan atau kebenaran, suka kepada hikmah dan kebijaksanaan. Jadi, orang yang berfilsafat adalah orang yang mencintai kebenaran, berilmu pengetahuan, ahli hikmah dan bijaksana.
Arti pendidikan secara etimologi yaitu paedagogie berasal dari bahasa yunani, terdiri dari kata “Pais” artinya anak, dan “again” diterjemahkan membimbing, jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. Menurut John Dewey pendidikan adalah proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental secara intelektual dan emosional kearah alam dan sesama manusia.
Berbagai pengertian filsafat  pendidikan telah dikemukakan para ahli. Menurut Al-Syibany (1979: 36), filsafat pendidikan adalah aktivitas pikiran yang teratur yang menjadikan filsafat sebagai jalan untuk mengatur, menyelaraskan, dan memadukan proses pendidikan. Artinya, filsafat pendidikan dapat menjelaskan nilai-nilai dan maklumat-maklumat yang diupayakan untuk mencapainya.
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksanaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
  B. Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan aksiologi
Ontologi berarti ilmu filsafat yang menyelidiki alam nyata dan bagaimana keadaan yang sebenarnya: apakah hakikat dibalik alam nyata ini. Ontologi meyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas bagi panca indera kita. Bagaimana realita yang ada ini, apakah materi saja, apakah wujud sesuatu ini bersifat tetap, kekal tanpa perubahan, apakah realita berbentuk satu unsur (monisme), dua unsur (dualisme), ataukah terdiri dari unsur yang banyak (pluralisme).
Epistimologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti apakah pengetahuan, cara manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis-jenis pengetahuan. Menurut epistimologi, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahui manusia (Salam, 1988: 19). Epistemologi membahas sumber, proses, syarat, batas fasilitas, dan hakikat pengetahuan yang memberikan kepercayaan dan jaminan bagi guru bahwa ia memberikan kebenaran kepada murid-muridnya (Muhammad Noor Syam, 1986: 32).
Sedangkan aksiologi menyangkut nilai-nilai yang berupa pertanyaan apakah yang baik atau bagus itu. Dalam definisi lain, aksiologi merupakan suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai-nilai tersebut ditanamkan dalam kepribadian anak (Ibid, 1986: 95).
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar